Archive for October 2014
UNDANG-UNDANG PERGURUAN TINGGI INDUK OTORITER BIROKRASI
31 Oct 2014
Posted by Pathurroni
Tag :
HMP2K
UNDANG-UNDANG PERGURUAN TINGGI
INDUK OTORITER BIROKRASI
Mencerdaskan kehidupan bangsa, begitulah ungkapan ideal
tujuan pendidikan nasional Negara Indonesia yang tertera pada pembukaan UUD
1945 Alinea ke-4, artinya orientasi
pendidikan harus di jadikan sebagai media pembebasan pikiran manusia dari
kebodohan bukan malah menjadikan peserta didik untuk menjadi robot dan kerbau
yang di colok hidungnya, sehingga hanya mampu mengikuti segala bentuk
pembodohan yang tersistematis atau lebih sederhananya pendidikan yang tidak
ilmiah dan terus diamini dalam bentuk dogma-dogma. Contoh nyatanya bisa kita
lihat di Universitas Mataram: “Mahasiswa bidik misi hanya mengikuti aturan
Universitas Mataram untuk dipindahkan ke asrama UNRAM tanpa mengetahui jelas
alasan dipindahkannya untuk apa ? Ketika dipindahkan ke asrama UNRAM pasti
sangatlah membuat kita tidak nyaman, pertama karena prosesnya cenderung
mengancam “Apabila tidak mengikuti aturan, maka beasiswa bidik misi akan
dicabut, kedua karena biayanya yang terlalu mahal” Ungkap salah satu mahasiswa
bidik misi yang menjadi korban na’as pemaksaan pemindahan ke asrama unram.
Apapun muatan dari pendidikan, pemerintah seakan tidak
mau tahu, baik persoalan kualitas pendidikan, pemahaman peserta didik atau
bentuk-bentuk lainnya, bahkan pemerintah melepas tanggung jawabnya untuk
pendidikan dan diserahkan kepada birokrasi kampus dengan sepenuhnya melalui
otonomi.
Kampus yang dilegalkan
berdasarkan Undang-undang Perguruan Tinggi no.12 Tahun 2012 yang muatannya
hampir serupa dengan Undang-undang Badan Hukum Pendidikan (yang sudah
dibatalkan MK karena menyimpang dari UUD 1945) titik fokus dari UU ini lebih
mengarahkan pendidikan ke Sistem Badan Layanan Umum.
Bentuk pelepasan
tanggungjawab pemerintah di sektor pendidikan berimbas kepada sikap otoriterian
Birokrasi Kampus khsusunya Birokrasi UNRAM dengan payung hukum yang sangat kuat
yaitu Otonomi Kampus yang dilegalkan melalui Undang-undang Perguruan Tinggi
no.12 tahun 2012 tadi. keotriteran birokrasi unram terlihat dari biaya daftar ulang mahasiswa baru yang mencapai
13 juta untuk fakultas ekonomi, dicuti paksanya 6.300 mahasiswa karena
telat membayar SPP, pungutan liar ESQ sebesar Rp.400.000 dan masih banyak bentuk keotoriteraan yang lain: refresifitas, penerapan jam malam di semua fakultas, sistem 2 jalur yang membunuh perekonomian masyarakat sekitar unram.
Sistem kapitalisme
terlalu mulus merongrong sektor pendidikan jika Undang-undang Perguruan Tinggi
terus bercokol di Indonesia, maka kami harus bersuara dan meneriakan alternatif:
SOLUSI
1. Cabut Undang-undang Perguruan Tinggi No.12 tahun 2012.
2. Berikan Pendidikan Grtais Ilmiah Demokratis dan
Bervisi Kerakyatan.
POHON
TANDUS DI HADAPAN TIRANI
Oleh :
PATHURRONI
"SPESIAL BUAT SOMEONE"
Pada
suatu hari engkau menghampiri ku dengan penuh senyuman dan keceriaan…
Engkau mengagumi indahnya dedaunan ku, dan sejuknya auraku…
Aku
selalu meneduhi harimu dikala sengatan matahari menghampirimu…
Aku
selalu memberikan kesejukan jiwa dalam sanubarimu…
Suatu
hari… engkau ingin memakan buahku karena engkau haus dan lapar…
Akupun
menundukkan batangku dan mempersilakan engkau memetik buahku…
Setelah
itu engkau makan buahku yang terbaik dari jiwa dan cinta suci ku…
Engkau pun
pergi tanpa memberikan ku sedikit belaian jemari-jemari manis mu…
Hari
berganti senja, senja berganti malam dan malam berganti pagi…
Tapi
kehadiran mu seperti butiran debu di hadapan benteng tirani…
Beterbangan
ditiup angin hilang dan muncul lalu hilang lagi bagaikan patamorgana janji…
Pernah
kah engkau berfikir jikalau aku kesepian belaian jemari manismu…?
Pernah
kah engkau berfikir jikalau aku rindu senyum dan keceriaanmu…?
Kapan
kah hari dimana engkau bisa berteduh sekali lagi di pangkuan ku lagi…?
Entahlah...
Sampai benteng tirani itu berdiri kokoh di depan sana…
Sampai
benteng tirani itu masih menghenuskan pedang-pedang mereka…
Sampai
saat itu aku masih bertahan demi harapan itu…
Sampai
saat itu aku masih menjaga komitmen itu…
Aku
tidak tau apakah aku masih bertahan dan menjaga tekad itu sampai akhir…
Aku
tidak tau apakah aku masih bertahan dari serangan panah api dari benteng tirani
itu…
Atau
kah serangan bongkahan batu-batu besar yang beterbangan menghampiri ku…
Walau
aku terkena serangan-serangan dari benteng tirani itu…
Aku yakin
aku bisa melewati itu semua dengan keberanian dan keteguhan hati…
Walau engkau
tidak pernah menengok aku di kejauhan sana…
Setidaknya engkau melukiskan nama indahmu di batang pohon ku…